LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH
FARICHAH ISNAINI
1625010114
SEMESTER : V
GOLONGAN : AT 1
LABORATORIUM SUMBER
DAYA LAHAN
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2018
1.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
pelaksanaan pertanian, salah satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan
adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan daerah atau kawasan yang
akan kita jadikan lahan budidaya pertanian. Dalam hal ini adalah mengenai
keadaan geomorfologinya.
Disetiap
kawasan yang berbeda tentu memiliki keadaan geomorfologi yang berbeda pula. Ada
kawasan yang datar, miring, curam, landai, atau bahkan bergelombang. Setiap
kawasan dengan keadaan geomorfologi yang berbeda itu pasti juga memerlukan perlakuan yang berbeda
dalam pengolahannya.
Atas dasar itulah praktikum dan
pembuatan peta geomorfologi suatu kawasan merupakan hal yang sangat penting. Dengan membuat
peta geomorfologi kawasan yang akan kita jadikan lahan budidaya maka kita akan mendapatkan data-data mengenai
kontur, beda ketinggian atau profil lahan tersebut. Dengan mengetahui
data-data tersebut maka pertanian dapat direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik.
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu. Peta banyak jenisnya, salah satu jenis peta adalah peta topografi
atau peta morfologi. Ini merupakan peta dasar yang sering dipakai untuk
memetakan peta-peta lainnya. Dalam peta ini ada satu komponen utama yaitu
ketinggian atau topografi yang memperlihatkan bentuk atau morfologi luar.
Ketinggian ini sering direpresentasikan dalam sebuah garis ketinggian atau
garis sama tinggi, ataupun pewarnaan.
Peta topografi berisi informasi lain selain ketinggian. Misalnya: jalan,
sungai, gunung beserta nama-namanya. Sehingga dengan peta dasar itu dapat
dibuat peta-peta lainnya.
Apabila peta geologi dan peta morfologi/topografi itu di tampakkan (overlay), maka dapat dengan mudah kita mengenali berbagai bentuk bukit
dan gunung. Gunung Api terlihat seperti kerucut
karena memang sesuai dengan proses pembentukannya.
Melalui peta topografi, kita
dapat mengetahui bentuk muka bumi, kemiringan lahan, ketinggian tempat, dan
lain-lain. Dengan mengetahui topografi suatu kawasan, kita dapat mengetahui
tanaman yang cocok dilahan tersebut, serta mengetahui cara pengolahan lahannya.
B.
Tujuan
praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum geomorf9ologi ini adalah
1. Mengenal topografi, garis kontur,
sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan lereng, dan bentuk lereng
2. Mampu membuat peta topografi berdasarkan
titik-titik ketinggian
3. Mampu membuat peta kontur
menggunakan software surfer secara mandiri
C.
Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum geomorfologi ini adalah
1.
Kita dapat Mengenal topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola
kontur, kemiringan lereng, dan
bentuk lereng
2.
Kita dapat membuat peta topografi
berdasarkan titik-titik ketinggian
3.
Kita dapat membuat peta kontur menggunakan software surfer secara mandiri
2.
METODE
PELAKSANAAN
A.
ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer
2.
Software Surfer v.15
3.
Lembar peta plot titik
ketinggian,
4.
Pensil teknis,
5.
penggaris,
B.
LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja praktikum ini
adalah sebagai berikut
1.
Memberi nomor pada lembar peta plot yang telah disediakan
2.
Mengukur / memberi koordinat x,y,z pada lembar peta plot
4.
Setelah membuat tabel titik koordinat seperti pada
gambar, kemudian menyimpan dalam format grd
5.
Kemudian dioperasikan sesuai perintah
a.
Post
Untuk menampilkan plot pada surfer
sesuai dengan data yang telah dimasukkan kedalam tabel . Pilih grid data pada
menu home dan memilih file berextensi grd untuk dijadikan plot petanya.
b.
Peta kontur
Untuk menampilkan peta kontur dari
data yang telah dimasukkan agar mengetahui seperti apa geomorfologinya .
dilakukan dengan cara memilh contour pada menu home >pilih file yang akan
dimunculkan contournya.
c.
Menampilkan peta dalam bentuk 3D
Untuk menampilkan peta dalam bentuk
warna sehingga lebih memahami karakter dari wilayah tersebut. Peta dalam bentuk
3D dapat ditampilkan dengan warna ataupun dengan model seperti jala . Pilih 3D
surface > pilih wireframe untuk menampilkan model jala, atau pilih 3D
surface untuk menampilkan peta dengan warna sesuai ketinggiannya.
d.
Membuat profil / penampang
Untuk menampilkan geomorfologi suatu
peta dari samping seperti bentuk potongan sehingga dapat mengetahui satuan
geomorfologinya
3.
HASIL PENGAMATAN
plot titik ketinggian pada
software surfer v.5
Bentuk 3D model wireframe
Bentuk 3D model wireframe
Gambar
profil BT
B. Pembahasan
Peta adalah ungkapan miniatur dari suatu posisi
permukaan bumi yang dilihat dari atas. Peta
topografi (topos : lapangan, grafis : gambar) memperlihatkan suatu
elevasi (ketinggian) bentang alam, baik bentuk, lokasi serta pemerian. Peta
topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke
skala. Dalam peta topografi kita dapat mengetahui reliefnya. Relief adalah bentuk ketidakaturan secara vertikal dalam ukuran besar
maupun kecil dari suatu permukaan lithosfer, seperti : bukit, lembah,
pegunungan, punggungan, gawir dsb.
Dalam peta
topografi juga terdapat kontur yang biasanya ditunjukkan melalui garis. Kontur adalah garis perpotongan antara bentuk permukaan tiga dimensi
dengan bidang horzontal yang mempunyai titik ketinggian tertentu. Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan
titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama dari bidang permukaan laut rata-rata.
Nilai kontur menunjukkan nilai ketinggian garis dari permukaan laut rata-rata
yang dinyatakan dalam satuan panjang (m, feet).Interval kontur adalah jarak
vertikal antara 2 (dua) kontur yang berdekatan dan ditentukan berdasarkan
skalanya. Nilai interval kontur sesuai
dengan skala peta dan keadaan di muka bumi.
Sifat-sifat garis kontur :
a.
Garis
kontur adalah garis yang tertutup.
b.
Nilai
suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-rata yang
mempunyai nilai 0 (nol) serta merupakan bilangan bulat dan berupa deret ukur
(contoh, 0, 50, 100, 150 … dst.), dan mempunyai satuan panjang (m atau ft.) ,
c.
Garis
kontur tidak dapat bercabang dan kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur
lain yang berbeda nilai ketinggiannya.
d.
Garis
kontur dengan nilai kontur berbeda tidak dapat berpotongan, kecuali berupa
lereng menggantung.
e.
Garis
kontur dengan nilai kontur berbeda dapat berhimpitan pada lereng yang tegak
atau kemiringan 90o..
f.
Garis
kontur rapat menunjukkan lereng yang curam dan karis kontur yang renggang
menunjukkan lereng yang landai.
g.
Garis
kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali pada suatu
lereng yang menggantung atau pada over hanging cliff.
h.
Garis
kontur akan membelok ke arah hulu bila memotong suatu lembah.
i.
Garis
kontur yang bergerigi menunjukkan suatu lembah tertutup atau cekungan.
j.
Garis
kontur dengan interval setengahnya digambarkan dengan garis putus-putus, yang
umumnya dijumpai pada puncak bukit atau dasar lembah.
k.
Pola
kontur rapat menunjukan kemiringan lereng curam
l.
Pola
kontur jarang menunjukkan kemiringan lereng landai
Sudut
Lereng adalah perbandingan antara segmen vertikal (y) terhadap segmen
horizontal (x) dalam satuan persen (%), atau sudut (a) antara bidang horizontal (x) terhadap bidang miring (p).
| |||||
| |||||
Dari peta topografi yang telah
dibuat dari titik-titik ketinggian meggunakan software surfer dapat diketahui
bahwa kawasan tersebut adalah kawasan pegunungan. Peta topografi ini
menampilkan penampakan suatu kawasan dengan tinggi maksimal 1820 mdpl dan
ketinggian yang paling rendah adalah 80 mdpl. Ketinggian rata-rata kawasan ini
adalah 908,6 mdpl.
Berdasarkan peta kontur didapat bahwa pola konturnya adalah
jarang maka dapat dikatakan bahwa kemiringan lerengnya adalah landai. Hal ini
juga dapat dilihat dari membuat penampang/profile dari peta tersebut. Dari
beberapa profil yang sudah dibuat juga tampak bahwa pegunungan tersebut adalah
pegunungan yang landai atau tidak curam. Jika dilihat dari peta kontur dapat
dilihat dari jarak antara garis kontur yang tidak terlalu rapat, jika dilihat
dari profile nampak jelas bahwa pegunungan tersebut tidaklah curam.
untuk
mengetahui kemiringan lereng sudut lereng dari profil /
penampang US dapat
dilakukan menggunakan rumus sudut lereng
dari peta topografi ini adalah sebagai berikut :
Daerah
I : Daerah
II :
Diketahui : x = 2,07 Diketahui : x = 1,55
y = 1,34 y = 1,09
sudut
lereng = 1,34 / 2,07 x 100% sudut
lereng = y/x x 100%
= 0,647x
100% = 1,09/1,55x 100%
= 64,7 % = 70,3 %
Daerah
III: Daerah
IV :
Diketahui : x = 4,78 Diketahui : x = 5,89
y = 2,69 y = 1,1
sudut
lereng = 2,69 / 4,78 x 100% sudut
lereng = y/x x 100%
= 0,560x
100% = 1,1 / 5,89 x 100%
= 56 % = 18,6%
untuk mengetahui kemiringan lereng sudut lereng dari profil / penampang
BT dapat
dilakukan menggunakan rumus sudut lereng
dari peta topografi ini adalah sebagai berikut :
Daerah I : Daerah
II :
Diketahui : x = 1,85 Diketahui : x = 0,82
y = 0,82 y = 0,45
sudut
lereng = y / x x 100% sudut
lereng = y/x x 100%
= 0,443 x
100% = 0,45 /0,82 x 100%
= 44,3 % = 54,8 %
Daerah
III: Daerah
IV :
Diketahui : x = 3,68 Diketahui : x = 3,44
y = 2,64 y = 2,33
sudut
lereng = y/x x 100% sudut
lereng = y/x x 100%
= 2,64/3,68 x 100% = 2,33/3,44 x 100%
= 71,7 % = 67,7%
Daerah
V :
Diketahui : x = 2,98
y = 0,87
sudut
lereng = y/x x 100%
= 0,87 /2,98 x 100%
= 29,1 %
Dari profil penampang US didapat bahwa
Daerah
II = 70,3 %, ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang sangat terjal.
Daerah
III = 56 %, ini berarti
daerah ini memiliki kemiringan yang sangat terjal. Daerah IV = 18,6% , ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang terjal.
Dari profil penampang BT
didapat bahwa
Daerah
I = 44,3 %, ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang terjal.
Daerah
II = 54,8
%, ini berarti daerah
ini memiliki kemiringan yang terjal.
Daerah
III = 71,7 %, ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang sangat terjal. Daerah IV = 67,7%, ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang sangat terjal.
Daerah V = 29,1 %, ini berarti daerah ini
memiliki kemiringan yang terjal.
4. KESIMPULAN
Peta topografi adalah representasi
grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala. Dalam peta topografi
terdapat kontur yang biasanya ditunjukkan melalui garis. Berdasarkan peta kontur didapat bahwa pola konturnya adalah jarang maka
dapat dikatakan bahwa kemiringan lerengnya adalah landai. Selain dari konturnya
yang jarang, hal ini juga dibuktikan dengan perhitungan sudut lereng melalui
penampang US dan BT yang menunjukkan kemiringanyang beragam,
ada yang terjal dan sangat terjal hingga sangat terjal. Ini dapat dilihat dari
beda ketinggian yg sangat tinggi dengan jarak antar titik dekat, sehingga
kemiringannya terjal hingga sangat terjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar