Senin, 12 November 2018

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI






LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH







FARICHAH ISNAINI
1625010114

SEMESTER : V
GOLONGAN : AT 1









LABORATORIUM SUMBER DAYA LAHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2018
1.     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     
      Dalam pelaksanaan pertanian, salah satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan adalah mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan daerah atau kawasan yang akan kita jadikan lahan budidaya pertanian. Dalam hal ini adalah mengenai keadaan geomorfologinya.
      Disetiap kawasan yang berbeda tentu memiliki keadaan geomorfologi yang berbeda pula. Ada kawasan yang datar, miring, curam, landai, atau bahkan bergelombang. Setiap kawasan dengan keadaan geomorfologi yang berbeda itu pasti juga memerlukan perlakuan yang berbeda dalam pengolahannya.
      Atas dasar itulah praktikum dan pembuatan peta geomorfologi suatu kawasan merupakan hal yang sangat penting. Dengan  membuat peta geomorfologi kawasan yang akan kita jadikan lahan budidaya maka kita akan mendapatkan data-data mengenai  kontur, beda ketinggian atau profil lahan tersebut. Dengan  mengetahui data-data tersebut maka pertanian dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
      Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu. Peta banyak jenisnya, salah satu jenis peta adalah peta topografi atau peta morfologi. Ini merupakan peta dasar yang sering dipakai untuk memetakan peta-peta lainnya. Dalam peta ini ada satu komponen utama yaitu ketinggian atau topografi yang memperlihatkan bentuk atau morfologi luar. Ketinggian ini sering direpresentasikan dalam sebuah garis ketinggian atau garis sama tinggi, ataupun pewarnaan.
      Peta topografi berisi informasi lain selain ketinggian. Misalnya: jalan, sungai, gunung beserta nama-namanya. Sehingga dengan peta dasar itu dapat dibuat peta-peta lainnya.
      Apabila peta geologi dan peta morfologi/topografi itu di tampakkan (overlay), maka dapat dengan mudah kita mengenali berbagai bentuk bukit dan gunung. Gunung Api terlihat seperti kerucut karena memang sesuai dengan proses pembentukannya.
      Melalui peta topografi, kita dapat mengetahui bentuk muka bumi, kemiringan lahan, ketinggian tempat, dan lain-lain. Dengan mengetahui topografi suatu kawasan, kita dapat mengetahui tanaman yang cocok dilahan tersebut, serta mengetahui cara pengolahan lahannya.

B.    Tujuan praktikum
 Adapun tujuan dari praktikum geomorf9ologi ini adalah
1.    Mengenal topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola kontur, kemiringan lereng, dan bentuk lereng
2.    Mampu membuat peta topografi berdasarkan titik-titik ketinggian
3.    Mampu membuat peta kontur menggunakan software surfer secara mandiri

C.   Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum geomorfologi ini adalah
1.    Kita dapat Mengenal topografi, garis kontur, sifat garis kontur, pola kontur,            kemiringan lereng, dan bentuk lereng
2.    Kita dapat membuat peta topografi berdasarkan titik-titik ketinggian
3.    Kita dapat membuat peta kontur menggunakan software surfer secara mandiri

2.    METODE PELAKSANAAN

A.    ALAT DAN BAHAN

            1. Personal Computer 
     2. Software Surfer v.15
     3. Lembar peta plot titik ketinggian,
     4. Pensil teknis,
     5. penggaris,

B.    LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja praktikum ini adalah sebagai berikut
1.    Memberi nomor pada lembar peta plot yang telah disediakan
2.    Mengukur / memberi koordinat x,y,z pada lembar peta plot
3.    Memasukkan data koordinat yang telah diukur pada microsoft word atau pada software surfer
4.    Setelah membuat tabel titik koordinat seperti pada gambar, kemudian menyimpan dalam format grd
5.    Kemudian dioperasikan sesuai perintah
a.    Post
Untuk menampilkan plot pada surfer sesuai dengan data yang telah dimasukkan kedalam tabel . Pilih grid data pada menu home dan memilih file berextensi grd untuk dijadikan plot petanya.
b.    Peta kontur
Untuk menampilkan peta kontur dari data yang telah dimasukkan agar mengetahui seperti apa geomorfologinya . dilakukan dengan cara memilh contour pada menu home >pilih file yang akan dimunculkan contournya.
c.     Menampilkan peta dalam bentuk 3D
Untuk menampilkan peta dalam bentuk warna sehingga lebih memahami karakter dari wilayah tersebut. Peta dalam bentuk 3D dapat ditampilkan dengan warna ataupun dengan model seperti jala . Pilih 3D surface > pilih wireframe untuk menampilkan model jala, atau pilih 3D surface untuk menampilkan peta dengan warna sesuai ketinggiannya.
d.    Membuat profil / penampang
Untuk menampilkan geomorfologi suatu peta dari samping seperti bentuk potongan sehingga dapat mengetahui satuan geomorfologinya
3.    HASIL PENGAMATAN

A.   Hasil

plot titik ketinggian pada software surfer v.5

                                                                        Bentuk 3D model wireframe

                                                        Bentuk 3D model wireframe
                                                                                






 

                                     peta kontur




                                                             Gambar profil US


                                                                        Gambar profil BT

B.   Pembahasan
      Peta adalah ungkapan miniatur dari suatu posisi permukaan bumi yang dilihat dari atas. Peta topografi (topos : lapangan, grafis : gambar) memperlihatkan suatu elevasi (ketinggian) bentang alam, baik bentuk, lokasi serta pemerian. Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala. Dalam peta topografi kita dapat mengetahui reliefnya. Relief adalah bentuk ketidakaturan secara vertikal dalam ukuran besar maupun kecil dari suatu permukaan lithosfer, seperti : bukit, lembah, pegunungan, punggungan, gawir dsb.
      Dalam peta topografi juga terdapat kontur yang biasanya ditunjukkan melalui garis. Kontur adalah garis perpotongan antara bentuk permukaan tiga dimensi dengan bidang horzontal yang mempunyai titik ketinggian tertentu. Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama dari bidang permukaan laut rata-rata. Nilai kontur menunjukkan nilai ketinggian garis dari permukaan laut rata-rata yang dinyatakan dalam satuan panjang (m, feet).Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) kontur yang berdekatan dan ditentukan berdasarkan skalanya. Nilai  interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi.
Sifat-sifat garis kontur :
a.      Garis kontur adalah garis yang tertutup.
b.      Nilai suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-rata yang mempunyai nilai 0 (nol) serta merupakan bilangan bulat dan berupa deret ukur (contoh, 0, 50, 100, 150 … dst.), dan mempunyai satuan panjang (m atau ft.) ,
c.      Garis kontur tidak dapat bercabang dan kontur tidak akan bertemu dengan garis kontur lain yang berbeda nilai ketinggiannya.
d.      Garis kontur dengan nilai kontur berbeda tidak dapat berpotongan, kecuali berupa lereng menggantung.
e.      Garis kontur dengan nilai kontur berbeda dapat berhimpitan pada lereng yang tegak atau kemiringan 90o..
f.       Garis kontur rapat menunjukkan lereng yang curam dan karis kontur yang renggang menunjukkan lereng yang landai.
g.      Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali pada suatu lereng yang menggantung atau pada over hanging cliff.
h.      Garis kontur akan membelok ke arah hulu bila memotong suatu lembah.
i.       Garis kontur yang bergerigi menunjukkan suatu lembah tertutup atau cekungan.
j.       Garis kontur dengan interval setengahnya digambarkan dengan garis putus-putus, yang umumnya dijumpai pada puncak bukit atau dasar lembah.
k.      Pola kontur rapat menunjukan kemiringan lereng curam
l.       Pola kontur jarang menunjukkan kemiringan lereng landai

      Sudut Lereng adalah perbandingan antara segmen vertikal (y) terhadap segmen horizontal (x) dalam satuan persen (%), atau sudut (a) antara bidang horizontal (x) terhadap bidang miring (p).





















Dari peta topografi yang telah dibuat dari titik-titik ketinggian meggunakan software surfer dapat diketahui bahwa kawasan tersebut adalah kawasan pegunungan. Peta topografi ini menampilkan penampakan suatu kawasan dengan tinggi maksimal 1820 mdpl dan ketinggian yang paling rendah adalah 80 mdpl. Ketinggian rata-rata kawasan ini adalah 908,6 mdpl.
      Berdasarkan peta kontur didapat bahwa pola konturnya adalah jarang maka dapat dikatakan bahwa kemiringan lerengnya adalah landai. Hal ini juga dapat dilihat dari membuat penampang/profile dari peta tersebut. Dari beberapa profil yang sudah dibuat juga tampak bahwa pegunungan tersebut adalah pegunungan yang landai atau tidak curam. Jika dilihat dari peta kontur dapat dilihat dari jarak antara garis kontur yang tidak terlalu rapat, jika dilihat dari profile nampak jelas bahwa pegunungan tersebut tidaklah curam.
      untuk mengetahui kemiringan lereng sudut lereng dari profil / penampang US dapat dilakukan menggunakan rumus  sudut lereng dari peta topografi ini adalah sebagai berikut :


Daerah I :                                                              Daerah II :
Diketahui   : x = 2,07                                             Diketahui         : x = 1,55
                    y = 1,34                                                                       y = 1,09
sudut lereng = 1,34 / 2,07 x 100%                       sudut lereng = y/x x 100%
                     = 0,647x 100%                                                      = 1,09/1,55x 100%
                     = 64,7 %                                                                = 70,3 %
Daerah III:                                                             Daerah IV :
Diketahui   : x = 4,78                                             Diketahui         : x = 5,89
                    y = 2,69                                                                       y = 1,1
sudut lereng = 2,69 / 4,78 x 100%                       sudut lereng = y/x x 100%
                     = 0,560x 100%                                                      = 1,1 / 5,89 x 100%
                     = 56 %                                                                   = 18,6%

      untuk mengetahui kemiringan lereng sudut lereng dari profil / penampang  BT dapat dilakukan menggunakan rumus  sudut lereng dari peta topografi ini adalah sebagai berikut :
 Daerah I :                                                                         Daerah II :
Diketahui   : x = 1,85                                             Diketahui         : x = 0,82
                    y = 0,82                                                                       y = 0,45
sudut lereng = y / x x 100%                                  sudut lereng = y/x x 100%
                     = 0,443 x 100%                                                     = 0,45 /0,82 x 100%
                     = 44,3 %                                                                = 54,8 %
Daerah III:                                                             Daerah IV :
Diketahui   : x = 3,68                                             Diketahui         : x = 3,44
                    y = 2,64                                                                       y = 2,33
sudut lereng = y/x x 100%                                    sudut lereng = y/x x 100%
                     = 2,64/3,68 x 100%                                               = 2,33/3,44 x 100%
                     = 71,7 %                                                                = 67,7%
Daerah V :                                                            
Diketahui   : x = 2,98                                            
                    y = 0,87                                                                      
sudut lereng = y/x x 100%                                   
                     = 0,87 /2,98 x 100%                                             
                     = 29,1 %                                                               

      Dari profil penampang US didapat bahwa  
Daerah I  = 64,7 % , ini berarti daerah ini memiliki  kemiringan yang sangat terjal.
Daerah II   = 70,3 %, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang sangat terjal.
Daerah III = 56 %, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang sangat terjal. Daerah IV = 18,6% , ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang terjal.

Dari profil penampang BT didapat bahwa  
Daerah I  = 44,3 %, ini berarti daerah ini memiliki  kemiringan yang terjal.
Daerah II   = 54,8 %, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang terjal.
Daerah III = 71,7 %, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang sangat terjal. Daerah IV = 67,7%, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang sangat terjal.
Daerah V = 29,1 %, ini berarti daerah ini memiliki kemiringan yang terjal.



4.    KESIMPULAN
            Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala. Dalam peta topografi terdapat kontur yang biasanya ditunjukkan melalui garis. Berdasarkan peta kontur didapat bahwa pola konturnya adalah jarang maka dapat dikatakan bahwa kemiringan lerengnya adalah landai. Selain dari konturnya yang jarang, hal ini juga dibuktikan dengan perhitungan sudut lereng melalui penampang US dan BT yang menunjukkan kemiringanyang beragam, ada yang terjal dan sangat terjal hingga sangat terjal. Ini dapat dilihat dari beda ketinggian yg sangat tinggi dengan jarak antar titik dekat, sehingga kemiringannya terjal hingga sangat terjal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PRAKTIKUM DPPW

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH Oleh : FARICHAH ISNAINI NPM 1625010114 ...